Ratusan Suporter KAMPAK Lakukan Unjuk Rasa | for everyone |
Ratusan suporter tim PSMS Medan yang tergabung dalam KAMPAK FC, siang tadi berunjukrasa ke kantor DPRD kota Medan. Mereka menuntut agar tim PSMS, tetap bertanding di Stadion Teladan Medan. Para suporter ini juga mengecam MOU PSMS Medan dengan investor, yang dituding sebagai bentuk lain dari penjualan PSMS kepada pihak ketiga.
Para supporter ini juga membawa keranda, sebagai simbol matinya tim PSMS di mata masyarakat. Dalam orasinya, para suporter tersebut menilai perjanjian kerjasama dengan investor sebagai bentuk nyata penjualan PSMS kepada pihak ketiga. Hal itu terbukti, dengan tidak bertandingnya tim berjuluk Ayam Kinantan, di Stadion Teladan Medan. Mereka juga mendesak agar pemerintah Kota Medan, untuk memperbaiki Stadion Teladan, dan meminjamkannya kepada PSMS untuk bertanding.
Anggota dewan yang menerima pengunjukrasa,akan merekomendasikan agar pengurus PSMS meninjau ulang MOU dengan pihak investor, dan meminta agar pengurus menjamin pertandingan PSMS di Liga Super akan berlangsung di Stadion Teladan Medan.
Sebelumnya Stadion Teladan, dinyatakan tidak layak sebagai lokasi pertandingan Liga Super oleh Badan Liga Indonesia (BLI), Akibatnya PSMS yang meraih runner up Liga Djarum 2007, tak dapat bertanding di Stadion kebanggaan masyarakat Sumatera Utara.
Para supporter ini juga membawa keranda, sebagai simbol matinya tim PSMS di mata masyarakat. Dalam orasinya, para suporter tersebut menilai perjanjian kerjasama dengan investor sebagai bentuk nyata penjualan PSMS kepada pihak ketiga. Hal itu terbukti, dengan tidak bertandingnya tim berjuluk Ayam Kinantan, di Stadion Teladan Medan. Mereka juga mendesak agar pemerintah Kota Medan, untuk memperbaiki Stadion Teladan, dan meminjamkannya kepada PSMS untuk bertanding.
Anggota dewan yang menerima pengunjukrasa,akan merekomendasikan agar pengurus PSMS meninjau ulang MOU dengan pihak investor, dan meminta agar pengurus menjamin pertandingan PSMS di Liga Super akan berlangsung di Stadion Teladan Medan.
Sebelumnya Stadion Teladan, dinyatakan tidak layak sebagai lokasi pertandingan Liga Super oleh Badan Liga Indonesia (BLI), Akibatnya PSMS yang meraih runner up Liga Djarum 2007, tak dapat bertanding di Stadion kebanggaan masyarakat Sumatera Utara.
Bobotoh Persib Minta Launching Ulang | for everyone |
Bandung - Boboh Persib mendesak manajemen tim melakukan launching ulang. Pasalnya peluncuran tim yang dilakukan Sabtu silam tidak sesuai harapan. Kesan launching yang seharusnya meriah tak terasa sama sekali. Semuanya serba kacau karena launching keluar dari rencana yng telah diatur. Penyebabnya adalah acara berbentutan dengan pembukaan Porkot Bandung 2008.
Pembukaan Porkot yang semula dijadwalkan pukul 12.00 WIB molor sampai pukul 14.00 WIB. Acara launching itu sendiri baru dimulai pada pukul 15.00 WIB dan hanya diisi pemanggilan pemain Persib satu persatu ke atas panggung yang ditandai dengan memamerkan kostum masing-masing.
Sialnya, saat launching hujan lebar mengguyur Stadion Siliwangi. Akibatnya tak semua pemain dipanggik naik ke panggung. Peragaan kostum Persib yang sejatinya dilakukan para model pun urung dilaksanakan. (Topskor)
Pembukaan Porkot yang semula dijadwalkan pukul 12.00 WIB molor sampai pukul 14.00 WIB. Acara launching itu sendiri baru dimulai pada pukul 15.00 WIB dan hanya diisi pemanggilan pemain Persib satu persatu ke atas panggung yang ditandai dengan memamerkan kostum masing-masing.
Sialnya, saat launching hujan lebar mengguyur Stadion Siliwangi. Akibatnya tak semua pemain dipanggik naik ke panggung. Peragaan kostum Persib yang sejatinya dilakukan para model pun urung dilaksanakan. (Topskor)
10 Pemain Timnas Dikembalikan kepada Klub | for everyone |
Pelatih Timnas Senior, Benny Dollo, akhirnya memutuskan mengembalikan sepuluh pemain kepada klubnya. Kesepuluh pemain tersebut adalah; Yandri Christian Pitoy (Persipura) Paulo Rumere (Persipura), Christian Warobay (Sriwijaya FC), Nova Ariyanto (Persib Bandung), Suwitha Pata (Persib Bandung), Usep Munandar (Persik Kediri), Mahyadi Panggabean (Persik Kediri), Legimin Raharjo (Persik Kediri), Glenn Poluakan (Persibom) dan Ardan Aras (Pelita Jaya).
Sementara itu dari 23 pemain yang akan mengikuti TC di Surabaya, sebagai persiapan jelang uji coba internasional terdapat satu wajah baru yang akan ikut bergabung TC di Surabaya. Adalah Isnan Ali, pemain Sriwijaya FC, yang menjadi pilihan Bendol.
“Semua pemain yang dipulangkan sudah berdasarkan hasil pemantauan pelatih. Uji coba lawan Muenchen merupakan pemantauan terakhir kami terhadap perkembangan para pemain. Namun, pemulangan ini sifatnya hanya sementara karena semuanya masih dalam pemantauan kami,” kata Benny Dollo, kepada antvsports.com.
Sementara itu, Badan Tim Nasional telah mengirimkan surat pemanggilan terhadap 23 pemain untuk segera bergabung pada tanggal 1 Juni mendatang di Surabaya. Timnas dijadwalkan melakukan pertandingan uji coba internasional melawan Malaysia (6/6) dan Vietnam (11/6). Kedua pertandingan tersebut berlangsung di Stadion Gelora 10 November Surabaya.
Sementara itu dari 23 pemain yang akan mengikuti TC di Surabaya, sebagai persiapan jelang uji coba internasional terdapat satu wajah baru yang akan ikut bergabung TC di Surabaya. Adalah Isnan Ali, pemain Sriwijaya FC, yang menjadi pilihan Bendol.
“Semua pemain yang dipulangkan sudah berdasarkan hasil pemantauan pelatih. Uji coba lawan Muenchen merupakan pemantauan terakhir kami terhadap perkembangan para pemain. Namun, pemulangan ini sifatnya hanya sementara karena semuanya masih dalam pemantauan kami,” kata Benny Dollo, kepada antvsports.com.
Sementara itu, Badan Tim Nasional telah mengirimkan surat pemanggilan terhadap 23 pemain untuk segera bergabung pada tanggal 1 Juni mendatang di Surabaya. Timnas dijadwalkan melakukan pertandingan uji coba internasional melawan Malaysia (6/6) dan Vietnam (11/6). Kedua pertandingan tersebut berlangsung di Stadion Gelora 10 November Surabaya.
Stadion PSMS akan Pindah ke Penang Malaysia | for everyone |
Meski telah dinyatakan lolos verifikasi oleh Badan Liga Indonesia (BLI) sebagai klub profesional untuk tampil di Liga Super, tim PSMS Medan, tampaknya belum benar-benar bisa bernafas lega.
Pasalnya, tim berjuluk Ayam Kinantan itu, masih harus dihadapkan dengan buruknya kondisi Stadion Teladan, yang menjadi markas PSMS selama ini. Apalagi BLI secara tegas menolak stadion tersebut menjadi kandangnya PSMS Medan di ajang Liga Super.
Untuk mengatasi hal itu, pengelolo PSMS, Sihar Sitorus, mencoba melakukan langkah terobosan yang mengejutkan. Sihar, berencana memboyong PSMS untuk menggelar laga kandang PSMS ke Stadion Penang, Malaysia, sebagai pengganti Stadion Teladan.
Menurutnya, Penang sendiri hanya berjarak 40 menit penerbangan dari Medan. Sedangkan alasan lainnya mengapa menunjuk Penang, karena menurutnya, kota tersebut menjalin kerjasama Sister City dengan Medan.
berikut diatas adalah berita yang ada di situs antvsports saya mau kasih komentar tentang berita tersebut sepertinya apabila psms pindah ke malaysia berarti liga kita tidak murni di indonesia ini sangat riskan sekali brarti klo kita ingin nonton kesana harus memakai paspor mungkin sangat sulit. mungkin untuk pengurus psms agar bisa diperhatikan kembali keinginannya untuk pindah kandang
ini sepak bola indonesia maennya juga d indonesia ini sama saja menunjukan kekurangan tim anda.
Pasalnya, tim berjuluk Ayam Kinantan itu, masih harus dihadapkan dengan buruknya kondisi Stadion Teladan, yang menjadi markas PSMS selama ini. Apalagi BLI secara tegas menolak stadion tersebut menjadi kandangnya PSMS Medan di ajang Liga Super.
Untuk mengatasi hal itu, pengelolo PSMS, Sihar Sitorus, mencoba melakukan langkah terobosan yang mengejutkan. Sihar, berencana memboyong PSMS untuk menggelar laga kandang PSMS ke Stadion Penang, Malaysia, sebagai pengganti Stadion Teladan.
Menurutnya, Penang sendiri hanya berjarak 40 menit penerbangan dari Medan. Sedangkan alasan lainnya mengapa menunjuk Penang, karena menurutnya, kota tersebut menjalin kerjasama Sister City dengan Medan.
berikut diatas adalah berita yang ada di situs antvsports saya mau kasih komentar tentang berita tersebut sepertinya apabila psms pindah ke malaysia berarti liga kita tidak murni di indonesia ini sangat riskan sekali brarti klo kita ingin nonton kesana harus memakai paspor mungkin sangat sulit. mungkin untuk pengurus psms agar bisa diperhatikan kembali keinginannya untuk pindah kandang
ini sepak bola indonesia maennya juga d indonesia ini sama saja menunjukan kekurangan tim anda.
liga super indonesia 2008 masih belum jelas | for everyone |
mungkin bwat para pecinta sepakbola indonesia ini sangat riskan sekali karena masih ada ketidakjelasan tentang liga super indonesia. seperti yang saya baca di media cetak dan saya lihat di media elektronik kmarin bli masih belum bisa menetapkan keanggotan liga super indonesia 2008. karena bli sebelumnya memberikan kesempatan 18 team anggota liga super. ternyata setelah di verifikasi yang lolos hanya 16 itupun masih ada lolos bersyarat karena adanya masalah dalam fasilitas club. sampai skrg bli belum menetapkan apakah harus ada 2 tim pengganti yang telah dicoret dari peserta liga super atau tetap menjalankan 16 team saja.
kami mohon agar bli bisa menyelesaikan permasalahan ini dan tetap melaksanakan liga super sebagaimana mestinya.. supaya kita dapat menyasikkan tim2 kesayangan masyarakat indonesia. terima kasih
kami mohon agar bli bisa menyelesaikan permasalahan ini dan tetap melaksanakan liga super sebagaimana mestinya.. supaya kita dapat menyasikkan tim2 kesayangan masyarakat indonesia. terima kasih
admin says "sorry" | for everyone |
sebelumnya kami meminta maaf kepada para penikmat situsini karena berita kita kemarin sempat terhenti dan aktivitas di situs ini sempat vacum jadi kami meminta maaf yang sebesar-besarnya tapi sekarang kami akan aktif lagi semoga situs ini bisa jadi pedoman bwat kalian semua.. kelengkapan situs ini pun masih di bantu dari beberapa berita dari temen2 media. pokoknya ini semua kami lakukan untuk pecinta sepakbola indonesia.. terima kasih maju terus sepak bola indonesia
Sriwijaya FC Juara Liga Djarum Indonesia 2007 | for everyone |
Kesebelasan Sriwijaya FC akhirnya berhasil keluar sebagai juara Liga Djarum Indonesia 2007. Gelar tersebut diraih setelah berhasil mengalahkan PSMS Medan 3-1 dalam pertandingan grand final Liga Djarum Indonesia 2007 yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Minggu (10/2).
Dalam pertandingan yang tertutup untuk penonton tersebut, kedua kesebelasan menampilkan permainan menyerang. Para pemain tetap tampil bersemangat meski tanpa didukung langsung oleh suporternya masing-masing.
Sriwijaya yang memiliki tekad kuat untuk menyandingkan gelar Copa Dji Sam Soe dengan Liga Djarum Indonesia 2007, langsung tampil menekan sejak menit pertama. Serangan lebih banyak di awali dari sektor sayap kiri yang ditempati oleh Zah Rahan. Permainan tik- tak, satu dua sentuhan diperagakan dengan cantik oleh para pemain Sriwijaya.
Hal sebaliknya dilakukan oleh kubu PSMS Medan. Tim asuhan pelatih Fredy Mulli ini lebih banyak melakukan permainan umpan langsung ke lini depan yang diisi oleh Saktiawan Sinaga dan James Koko Lomell.
Terus menerus ditekan, akhirnya gawang PSMS yang dikawal oleh Markus Harison bobol juga. Berawal dari tendangan bebas yang dilakukan oleh Zah Rahan di sisi kanan pertahanan PSMS, pada menit ke-15, Obiora berhasil memperdaya kiper Markus Harison. Kedudukan pun berubah menjadi 1-0 untuk keunggulan Sriwijaya FC.
Gol tersbeut ternyata membuat pemain PSMS berusaha untuk keluar menyerang lebih cepat lagi. Dengan mengandalkan Gustav Chena, semua serangan PSMS selalu dialirkan oleh gelandang asal Argentina tersebut. Namun penjagaan yang begitu rapat dari lini pertahanan Sriwijaya FC yang dikomadoi kapten Renato Elias, membuat usaha PSMS selalu gagal.
Tercatat PSMS beberapa kali mengancam gawang Feri Rotinsulu melalui tendangan bebas Gustav Chena maupun aksi individu Saktiawan dan James Koko. Hingga pertandingan babak pertama berakhir, kedudukan tetap 1-0 untuk Sriwijaya FC.
Satu menit jelang babak pertama berakhir, PSMS Medan harus bermain dengan sepuluh pemain setelah Murpy Kumonple menerima kartu kuning kedua dalam pertandingan ini. Hukuman itu diberikan setelah Murpy menarik kaos pemain Sriwijaya FC, Obiora.
Di babak kedua, permainan berlangsung lebih terbuka. Kedua tim silih berganti melakukan serangan. Beberapa peluang pun tercipta, namun kehebatan Markus dan Feri Rotinsulu benar – benar teruji dalam pertandingan ini.
Semangat pantang menyerah yang diperlihatkan oleh PSMS Medan akhirnya membuahkan hasil. Pada menit ke 68, James Koko Lomell berhasil menjebol gawang Feri Rotinsulu memanfaatkan umpan dari Formento. Kedudukan pun menjadi imbang 1-1. bagi kedua kesebelasan. Gol tersebut ternyata menjadi yang terakhir dalam 90 menit pertama pertandingan. Hingga wasit Purwanto membunyikan peluit panjang tanda pertandingan usai, skor tetap 1-1. Pertandingan pun dilanjutkan lewat adu tendangan penalti.
Permaina terbuka tetap terjadi dalam babak perpanjangan waktu. Silih berganti kedua tim melancarkan serangan. Namun, lagi – lagi penampilan dua kiper timnas Indonesia, Markus dan Feri, berhasil mementahkan semua peluang yang ada.
Sebuah gol emas akhirnya berhasil dilesakkan oleh striker Sriwijaya Fc, Keith Kayamba. Gol tersebut tercipta hanya beberpa menit setelah babak kedua perpanjangan waktu dimulai. Tertinggal 1-2, membuat PSMS melancarkan serangan ftontal. Hampir saja PSMS berhasil menyamakan kedudukan. Sayang, gol James Koko Lomell dianulir wasit karena terlebih dahulu terjebak offside. Usaha serangan frontal PSMS akhirnya malah membuat jarak ketinggalan menjadi bertambah. Zah Rahan menambah keunggulan Sriwijaya FC menjadi 3-1, setelah tendangannya menjebol gawang PSMS yang kosong karena ditinggal kiper Markus Harison yang ikut maju ke depan. Pertandingan pun berakhir 3-1 untuk kemenangan Sriwijaya FC.
Sriwijaya FC akhirnya berhasil mewujudkan ambisinya mengawinkan dua gelar supremasi tertinggi sepakbola Indonesia. Setelah menjaurai Copa Dji Sam Soe, kini im asuhan pelatih Rahmad Dermawan ini menggondol juara Liga Djarum Indonesia 2007.
Dalam pertandingan yang tertutup untuk penonton tersebut, kedua kesebelasan menampilkan permainan menyerang. Para pemain tetap tampil bersemangat meski tanpa didukung langsung oleh suporternya masing-masing.
Sriwijaya yang memiliki tekad kuat untuk menyandingkan gelar Copa Dji Sam Soe dengan Liga Djarum Indonesia 2007, langsung tampil menekan sejak menit pertama. Serangan lebih banyak di awali dari sektor sayap kiri yang ditempati oleh Zah Rahan. Permainan tik- tak, satu dua sentuhan diperagakan dengan cantik oleh para pemain Sriwijaya.
Hal sebaliknya dilakukan oleh kubu PSMS Medan. Tim asuhan pelatih Fredy Mulli ini lebih banyak melakukan permainan umpan langsung ke lini depan yang diisi oleh Saktiawan Sinaga dan James Koko Lomell.
Terus menerus ditekan, akhirnya gawang PSMS yang dikawal oleh Markus Harison bobol juga. Berawal dari tendangan bebas yang dilakukan oleh Zah Rahan di sisi kanan pertahanan PSMS, pada menit ke-15, Obiora berhasil memperdaya kiper Markus Harison. Kedudukan pun berubah menjadi 1-0 untuk keunggulan Sriwijaya FC.
Gol tersbeut ternyata membuat pemain PSMS berusaha untuk keluar menyerang lebih cepat lagi. Dengan mengandalkan Gustav Chena, semua serangan PSMS selalu dialirkan oleh gelandang asal Argentina tersebut. Namun penjagaan yang begitu rapat dari lini pertahanan Sriwijaya FC yang dikomadoi kapten Renato Elias, membuat usaha PSMS selalu gagal.
Tercatat PSMS beberapa kali mengancam gawang Feri Rotinsulu melalui tendangan bebas Gustav Chena maupun aksi individu Saktiawan dan James Koko. Hingga pertandingan babak pertama berakhir, kedudukan tetap 1-0 untuk Sriwijaya FC.
Satu menit jelang babak pertama berakhir, PSMS Medan harus bermain dengan sepuluh pemain setelah Murpy Kumonple menerima kartu kuning kedua dalam pertandingan ini. Hukuman itu diberikan setelah Murpy menarik kaos pemain Sriwijaya FC, Obiora.
Di babak kedua, permainan berlangsung lebih terbuka. Kedua tim silih berganti melakukan serangan. Beberapa peluang pun tercipta, namun kehebatan Markus dan Feri Rotinsulu benar – benar teruji dalam pertandingan ini.
Semangat pantang menyerah yang diperlihatkan oleh PSMS Medan akhirnya membuahkan hasil. Pada menit ke 68, James Koko Lomell berhasil menjebol gawang Feri Rotinsulu memanfaatkan umpan dari Formento. Kedudukan pun menjadi imbang 1-1. bagi kedua kesebelasan. Gol tersebut ternyata menjadi yang terakhir dalam 90 menit pertama pertandingan. Hingga wasit Purwanto membunyikan peluit panjang tanda pertandingan usai, skor tetap 1-1. Pertandingan pun dilanjutkan lewat adu tendangan penalti.
Permaina terbuka tetap terjadi dalam babak perpanjangan waktu. Silih berganti kedua tim melancarkan serangan. Namun, lagi – lagi penampilan dua kiper timnas Indonesia, Markus dan Feri, berhasil mementahkan semua peluang yang ada.
Sebuah gol emas akhirnya berhasil dilesakkan oleh striker Sriwijaya Fc, Keith Kayamba. Gol tersebut tercipta hanya beberpa menit setelah babak kedua perpanjangan waktu dimulai. Tertinggal 1-2, membuat PSMS melancarkan serangan ftontal. Hampir saja PSMS berhasil menyamakan kedudukan. Sayang, gol James Koko Lomell dianulir wasit karena terlebih dahulu terjebak offside. Usaha serangan frontal PSMS akhirnya malah membuat jarak ketinggalan menjadi bertambah. Zah Rahan menambah keunggulan Sriwijaya FC menjadi 3-1, setelah tendangannya menjebol gawang PSMS yang kosong karena ditinggal kiper Markus Harison yang ikut maju ke depan. Pertandingan pun berakhir 3-1 untuk kemenangan Sriwijaya FC.
Sriwijaya FC akhirnya berhasil mewujudkan ambisinya mengawinkan dua gelar supremasi tertinggi sepakbola Indonesia. Setelah menjaurai Copa Dji Sam Soe, kini im asuhan pelatih Rahmad Dermawan ini menggondol juara Liga Djarum Indonesia 2007.
Walau Tanpa Penonton, Final Tetap Dijaga Ketat | for everyone |
Sekitar delapan ratus personil siap mengamankan jalannya partai final Liga Indonesia 2007, yang mempertemukan tim PSMS Medan melawan Sriwijaya FC, di Stadion Jalak Harupat, Soreang, Bandung, Minggu (10/2). Padahal partai final ini berlangsung tanpa penonton. Menurut Kabid Humas Polda Jabar, Kombes (Pol) Dade Achmad, hal ini dilakukan karena partai ini termasuk event besar, yang tentunya akan mengundang banyak resiko. "Sekitar delapan ratus suporter memang kami siapkan walaupun pertandingan final ini tidak dihadiri penonton. Tapi pengamanan harus tetap optimal karena ini event besar," kata Dade Achmad di Bandung, kepada tim antvsports.com. di Bandung.
Menurut Dade, personil yang diturunkan merupakan gabungan antara Polda Jabar, Polres Bandung, Polwiltabes Bandung, Brimob dan unsur TNI. Pengamanan dilakukan dalam beberapa ring sesuai dengan standar pengamanan pertandingan sepak bola tingkat nasional
Menurut Dade, personil yang diturunkan merupakan gabungan antara Polda Jabar, Polres Bandung, Polwiltabes Bandung, Brimob dan unsur TNI. Pengamanan dilakukan dalam beberapa ring sesuai dengan standar pengamanan pertandingan sepak bola tingkat nasional
Suporter PSMS dan Sriwijaya Gelar Nobar | for everyone |
Kekecewaan jelas masih tersirat dari kubu pendukung kedua tim yang melaju ke final Liga Indonesia, Jumat (10/2) yakni suporter tim PSMS KAMPAK FC dan suporter tim Sriwijaya FC yang bernama Sriwijaya Mania Sumsel. Sebab hingga berita ini diturunkan, kedua pentolan suporter pendukung belum juga mendapat penjelasan dari pihak PSSI, soal kejelasan nasib mereka. Hal itu diungkapkan Anton, Sekjen KAMPAK FC. “Sampai malam ini kami belum juga mendapat kabar dari pihak PSSI ataupun BLI, apakah kami boleh menonton final atau tidak,” kata Anton.
Untuk itu baik KAMPAK FC dan Sriwijaya Mania Sumsel akan melakukan langkah antisipasi, jika ternyata final besok memang benar-benar digelar tanpa penonton, mereka akan menggelar acara nonton bareng bersama. “Kami coba menghubungi Helmi Yahya atau Tantowi Yahya sesama wong kito agar mau menggelar acara nonton final besok,” kata Syahrizal, Sekjen Sriwijaya Mania Sumsel
Untuk itu baik KAMPAK FC dan Sriwijaya Mania Sumsel akan melakukan langkah antisipasi, jika ternyata final besok memang benar-benar digelar tanpa penonton, mereka akan menggelar acara nonton bareng bersama. “Kami coba menghubungi Helmi Yahya atau Tantowi Yahya sesama wong kito agar mau menggelar acara nonton final besok,” kata Syahrizal, Sekjen Sriwijaya Mania Sumsel
Pemain PSMS dan Sriwijaya Kecewa Final Diundur | for everyone |
Jakarta—pengunduran jadwal final Liga Indonesia 2007, dari tanggal 9 Februari, di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, diubah menjadi 10 Februari, di Stadion Jalak Harupat, Soreang, Bandung, agaknya membuat kecewa pemain PSMS Medan dan Sriwijaya FC, dua kontestan yang akan bertempur di final. Hal itu terlontar dari ungkapkan Kapten Tim PSMS Medan, Legimin. Ia mengatakan, pengunduran jadwal final membuat konsentrasi ia dan rekan-rekannya sedikit terganggu. “Jujur saja kami kecewa dengan pengunduran jadwal ini, tapi mau apalagi kalau keputusan PSSI begitu,” kata Legimin, kepada antvsports.com.
Pernyataan hamper sama juga dituturkan Wijay, salah seorang punggawa Sriwijaya FC. Menurutnya pengunduran jadwal dan tempat bertanding yang lumayan jauh dari tempat mereka menginap, akan membuat ia dan teman-temannya mengalami sedikit kelelahan. “Diundur atau tidak diundur sebagai pemain kami harus tetap siap bertanding, walaupun kecewa dengan pengunduran final ini,” kata Wijay.
Pernyataan hamper sama juga dituturkan Wijay, salah seorang punggawa Sriwijaya FC. Menurutnya pengunduran jadwal dan tempat bertanding yang lumayan jauh dari tempat mereka menginap, akan membuat ia dan teman-temannya mengalami sedikit kelelahan. “Diundur atau tidak diundur sebagai pemain kami harus tetap siap bertanding, walaupun kecewa dengan pengunduran final ini,” kata Wijay.
Final Liga Indonesia Pindah ke Bandung | for everyone |
Jadwal final Liga Indonesia 2007, antara PSMS versus Sriwijaya yang seyogyanya akan digelar pada Sabtu (9/2) di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta , terpaksa diundur menjadi Minggu, (10/2) di Stadion Jalak Harupat, Soreang, Bandung. Menurut Seketaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Nugraha Besoes, kepada Retno Lestari dari antvsports.com, kepindahan stadion dan pengunduran jadwal final Liga Indonesia ke XIII ini dilakukan karena aparat keamanan tidak memberikan jaminan keamanan.
“Setelah pihak PSSI, BLI dan Mabes Polri melakukan koordinasi mengenai keamanan. Akhirnya final liga Indonesia kami undur menjadi tanggal (10/2) di Stadion Jalak Harupat, Bandung. Sebab, Polda Metro Jaya tidak memberikan jaminan keamanan bila pertandingan tetap berlangsung di Senayan,” kata Nugraha Besoes, Sekjen PSSI, kepada antvsports.com.
Sementara itu soal akomodasi klub akibat kepindahan tersebut, menurut Djoko Driyono, Direktur Kompetisi BLI, keseluruhan biayanya akan ditanggung BLI. “Untuk menghindari hal seperti ini terjadi lagi, musim depan kompetisi tidak akan menggunakan sistem 4 Besar dan 8 Besar, tetapi akan diberlakukan sistem perolehan poin tertinggi,” kata Djoko Driyono.
“Setelah pihak PSSI, BLI dan Mabes Polri melakukan koordinasi mengenai keamanan. Akhirnya final liga Indonesia kami undur menjadi tanggal (10/2) di Stadion Jalak Harupat, Bandung. Sebab, Polda Metro Jaya tidak memberikan jaminan keamanan bila pertandingan tetap berlangsung di Senayan,” kata Nugraha Besoes, Sekjen PSSI, kepada antvsports.com.
Sementara itu soal akomodasi klub akibat kepindahan tersebut, menurut Djoko Driyono, Direktur Kompetisi BLI, keseluruhan biayanya akan ditanggung BLI. “Untuk menghindari hal seperti ini terjadi lagi, musim depan kompetisi tidak akan menggunakan sistem 4 Besar dan 8 Besar, tetapi akan diberlakukan sistem perolehan poin tertinggi,” kata Djoko Driyono.
PSSI Turut Berbelasungkawa dan Memberikan Uang Santunan | for everyone |
PSSI Turut Berbelasungkawa dan Memberikan Uang Santunan
PSSI menyampaikan rasa berbelasungkawa yang mendalam atas meninggalnya salah seorang suporter klub Persija Fathul Mulyadin yang tewas pada insiden semifinal Liga Indonesia hari Rabu (06/02) lalu di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta. Fathul Mulyadin adalah pendukung Persija yang cukup aktif dan terdaftar di Korwil Ragunan. Selain itu, PSSI juga memberikan santunan kepada keluarga korban sebesar Rp 10 juta.
“PSSI menyatakan rasa belasungkawa atas meninggalnya suporter Persija Fathul Mulyadin pada insiden semi final Liga Indonesia lalu. PSSI juga memberikan santunan sebesar Rp 10 juta kepada keluarga korban,” tutur Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes dalam jumpa pers siang ini (08/02) di Sekretariat PSSI, Senayan.
Lebih jauh, Nugraha juga menyampaikan bahwa PSSI akan melakukan pembinaan terhadap penonton sepakbola. Namun pembinaan itu tidak bersifat langsung (direct) karena PSSI tak punya hubungan langsung dengan fans klub. Sebagai regulator dan fasilitator, PSSI hanya bisa melakukan pembinaan lewat penegakan peraturan oleh Komisi Disiplin PSSI.
“Tapi, PSSI tak bisa langsung bersentuhan dengan fans klub. Itu berlaku di dunia sepakbola mana pun di dunia. Justru antara fans dan klub ada benang merah yang saling menghubungkan. Jadi, jangan sampai klub selalu menjadi korban atas perilaku fansnya,” ujar Nugraha.
Nugraha menjelaskan, ada empat kategori penonton Indonesia. Pertama, penonton perorangan. Kedua, penonton yang tergolong kelompok kecil. Ketiga, penonton yang terorganisir (fans club). Dan terakhir, penonton hasil pengerahan massa.
”Yang terakhir ini yang biasanya tidak dapat kita jangkau. Mereka adalah penonton dalam jumlah banyak yang tidak terorganisir. Bahkan dalam Pasal 89 UU No 3 tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional dijelaskan, kalau tidak salah berbunyi apabila ada penonton yang melakukan kerusuhan akan dikenakan hukuman 2 tahun dan denda Rp 1 miliar,” tambah Nugraha.
Menurut Nugraha, perlunya pembinaan terhadap penonton ini karena penonton adalah bagian yang penting dari sepakbola. ”Penonton adalah salah satu dari 11 elemen Vision Asia yang juga merupakan Vision Indonesia. Sebenarnya pada saat Piala Asia kita telah mencoba untuk melakukan tertib penonton dan boleh dibilang cukup berhasil,” papar Nugraha.
”Semua pelanggaran tersebut memberikan dampak berlapis untuk kita, maka perlu sekali kita melakukan pembinaan terhadap para suporter ini. Seperti yang dilakukan Dji Sam Soe melalui Jambore Suporter yang beberapa kali saya juga turut serta.” terang Nugraha.
Soal Ancaman Menpora
Terkait ancaman Menegpora untuk menghentikan kompetisi jika kerusuhan tetap mewarnai kompetisi sepakbola nasional, Nugraha menjelaskan bahwa pernyataan seperti itu wajar dan bentuk tanggungjawab moral pemerintah. Namun menurut Nugraha, menghentikan kompetisi bukanlah solusi dalam pembinaan sepakbola di mana pun, kecuali penundaan sementara. Sebab, sepakbola adalah olahraga rakyat dan industri yang menghidupkan jutaan orang.
”Efeknya sangat besar kalau menghentikan kompetisi. Masyarakat luas justru yang dirugikan sebab multi effect-nya sangat besar,” ujar Nughara.
Dalam pandangan Nugraha, budaya kekerasan sudah merasuki semua sektor kehidupan. Sepakbola hanyalah sebuah titik dalam ke-Indonesiaan kita. Di mana-mana kita lihat aksi kekerasan massa, demonstrasi dan tindakan anarkis gara-gara kalah dalam Pilkada, dan lain-lain.
”Ini refleksi mendalam untuk Bangsa kita, bagaimana bisa keluar dari budaya kekerasan itu. Kami di PSSI juga terus berusaha keras untuk mengatasi tindakan anarkis penonton dan jatuhnya korban. Bagaimana pun sepakbola tetap harus jalan. Kita semua berkewajiban mencari solusi bagaimana mengatasi kekerasan dalam kehidupan Bangsa, termasuk dalam sepakbola,” papar Nugraha.
Dalam kaitan itu, Nugraha menghimbau agar semua suporter Indonesia untuk lebih tertib dan berbudaya. Dukungan positif mereka sangatlah penting bagi keberhasilan klub yang mereka dukung.
“PSSI menyatakan rasa belasungkawa atas meninggalnya suporter Persija Fathul Mulyadin pada insiden semi final Liga Indonesia lalu. PSSI juga memberikan santunan sebesar Rp 10 juta kepada keluarga korban,” tutur Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes dalam jumpa pers siang ini (08/02) di Sekretariat PSSI, Senayan.
Lebih jauh, Nugraha juga menyampaikan bahwa PSSI akan melakukan pembinaan terhadap penonton sepakbola. Namun pembinaan itu tidak bersifat langsung (direct) karena PSSI tak punya hubungan langsung dengan fans klub. Sebagai regulator dan fasilitator, PSSI hanya bisa melakukan pembinaan lewat penegakan peraturan oleh Komisi Disiplin PSSI.
“Tapi, PSSI tak bisa langsung bersentuhan dengan fans klub. Itu berlaku di dunia sepakbola mana pun di dunia. Justru antara fans dan klub ada benang merah yang saling menghubungkan. Jadi, jangan sampai klub selalu menjadi korban atas perilaku fansnya,” ujar Nugraha.
Nugraha menjelaskan, ada empat kategori penonton Indonesia. Pertama, penonton perorangan. Kedua, penonton yang tergolong kelompok kecil. Ketiga, penonton yang terorganisir (fans club). Dan terakhir, penonton hasil pengerahan massa.
”Yang terakhir ini yang biasanya tidak dapat kita jangkau. Mereka adalah penonton dalam jumlah banyak yang tidak terorganisir. Bahkan dalam Pasal 89 UU No 3 tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional dijelaskan, kalau tidak salah berbunyi apabila ada penonton yang melakukan kerusuhan akan dikenakan hukuman 2 tahun dan denda Rp 1 miliar,” tambah Nugraha.
Menurut Nugraha, perlunya pembinaan terhadap penonton ini karena penonton adalah bagian yang penting dari sepakbola. ”Penonton adalah salah satu dari 11 elemen Vision Asia yang juga merupakan Vision Indonesia. Sebenarnya pada saat Piala Asia kita telah mencoba untuk melakukan tertib penonton dan boleh dibilang cukup berhasil,” papar Nugraha.
”Semua pelanggaran tersebut memberikan dampak berlapis untuk kita, maka perlu sekali kita melakukan pembinaan terhadap para suporter ini. Seperti yang dilakukan Dji Sam Soe melalui Jambore Suporter yang beberapa kali saya juga turut serta.” terang Nugraha.
Soal Ancaman Menpora
Terkait ancaman Menegpora untuk menghentikan kompetisi jika kerusuhan tetap mewarnai kompetisi sepakbola nasional, Nugraha menjelaskan bahwa pernyataan seperti itu wajar dan bentuk tanggungjawab moral pemerintah. Namun menurut Nugraha, menghentikan kompetisi bukanlah solusi dalam pembinaan sepakbola di mana pun, kecuali penundaan sementara. Sebab, sepakbola adalah olahraga rakyat dan industri yang menghidupkan jutaan orang.
”Efeknya sangat besar kalau menghentikan kompetisi. Masyarakat luas justru yang dirugikan sebab multi effect-nya sangat besar,” ujar Nughara.
Dalam pandangan Nugraha, budaya kekerasan sudah merasuki semua sektor kehidupan. Sepakbola hanyalah sebuah titik dalam ke-Indonesiaan kita. Di mana-mana kita lihat aksi kekerasan massa, demonstrasi dan tindakan anarkis gara-gara kalah dalam Pilkada, dan lain-lain.
”Ini refleksi mendalam untuk Bangsa kita, bagaimana bisa keluar dari budaya kekerasan itu. Kami di PSSI juga terus berusaha keras untuk mengatasi tindakan anarkis penonton dan jatuhnya korban. Bagaimana pun sepakbola tetap harus jalan. Kita semua berkewajiban mencari solusi bagaimana mengatasi kekerasan dalam kehidupan Bangsa, termasuk dalam sepakbola,” papar Nugraha.
Dalam kaitan itu, Nugraha menghimbau agar semua suporter Indonesia untuk lebih tertib dan berbudaya. Dukungan positif mereka sangatlah penting bagi keberhasilan klub yang mereka dukung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar